Gembong mafia Rusia Aslan Usoyan alias “Mbah Hassan” (Gramps Hassan)
ditembak mati di luar sebuah restoran di Moskow Rabu (16/1/2013).
Janazahnya kemudian dikubur di pemakaman Khovanskoye, Minggu
(20/1/2013).
“Kami mendapat info yang mengatakan Mbah Hassan akan dikuburkan hari Minggu (20/1/2013), di pemakaman umum Khovanskoye,” ujar seorang sumber di Balai Kota Moskow yang tak mau disebutkan namanya, kepada RIA Novosti.
Mbah Hassan kondang disebut sebagai “mertua para maling” di Rusia. Gelar ini berkonotasi dengan budaya dunia hitam bawah tanah Mbah Hassan semasa dan sesudah Soviet. Pembunuhan Mbah Hassan, menurut para penyelidik di kepolisian Moskow, akibat bercekcok dengan para bos mafia Rusia lainnya.
Pemakaman Khovanskoye terletak di barat daya Moskow di luar sebuah jalan lingkar luar. Pemakaman Mbah Hassan ini di Moskow menjadi pemakaman kedua bos mafia di ibu kota Rusia itu beberapa tahun belakangan.
Pada 2009, pendukung Mbah Hassan yang juga seorang “don” yang bernama Vyacheslav Ivankov, ditembak mati di luar restoran di Moskow, dan kemudian dikubur di pemakaman mewah Vagankovskoye di tengah kota Moskow.
Ratusan orang yang dipercaya sebagai mafia Rusia melayat saat Ivankov dikubur dengan penjagaan polisi yang ketat. Tentu warga sipil Moskow mengkritik penjagaan ketat polisi. Mereka mempersoalkan mengapa bos para maling itu harus dijaga demikian ketat.
Melanglang Buana
Operasi mafia Rusia bukan hanya di dunia hitam dalam negeri saja. Di negara-negara yang melepaskan diri dari Uni Sovyet, seperti Lithuania, Latvia dan Estonia, dunia hitam dikuasai oleh mafia Rusia. Bahkan di negara-negara Skandinavia (Norwegia, Swedia dan Finlandia) mafia Rusia berkuasa di bisnis hiburan malam: judi, pelacuran, dan obat-abatan terlarang.
Ketika mengunjungi Finlandia dan Estonia pada tahun 1994, INILAH.COM melihat betapa jaringan mafia Rusia mencekeram dunia hitam di dua negara yang dipisahkan laut hanya sejauh 80 kilometer itu. Seorang sopir taksi di Estonia di ibu kota Talin, menunjukkan dua orang anggota gang Rusia yang perlente sedang turun dari mobil sport nan mewah. “Mereka mafia Rusia,” ujar si sopir taksi ketika itu.
Benar saja, ketika menonton pertunjukan di “King Kakadoo” (Raja Kakaktua) di Helsinki, ibu kota Finlandia, serombongan penari telanjang dan seorang kakek mirip Boris Yeltsin (bekas presiden Rusia) beraksi. Jumlah mereka banyak sekali, karena pertunjukan digelar selama 24 jam selama musim panas tahun 1994 itu.
Di Thailand, terutama di kota pantai Pattaya, banyak restoran, klub malam bahkan penjaja makanan di kaki lima memajang promosi dalam bahasa Rusia. Para penari telanjang di pertunjukan “live show” di Pattaya juga berasal dari Rusia.
Mereka mengadu nasib hingga ke banyak negara sebagai penari telanjang, demi uang yang di negaranya, kata mereka, sulit dicari. Pada Desember tahun lalu, seorang yang dituduh Polisi Pattaya berdagang obat bius, ditangkap dan dipenjarakan.
Kabarnya di Amerika, seperti yang digambarkan pada film-film Hollywod, mafia Rusia sering berselisih dengan mafia Italia yang sudah mengakar di negeri Paman Sam itu.
http://forum.merdekalagi.com/Thread-Riwayat-Sang-Gembong-Mafia-Rusia-Berakhir-Sudah