Kisah mengejutkan ini terjadi pada Valerie Spruill, 60, warga kota Doylestown, negara bagian Ohio, yang dikisahkan CNN, Jumat 21 september 2012. Kisahnya pertama kali dimuat di Jurnal Akron Beacon awal bulan ini.
Valerie mengetahui bahwa suaminya, Percy Spruill, adalah ayahnya sendiri, dari pamannya pada 2004. Hal ini sudah dibuktikan dari persamaan DNA Valerie dan Percy. Sampel DNA Percy diambil dari rambut di sisirnya.
"Saya tidak tahu apakah dia mengetahuinya. Percakapan itu tidak pernah muncul. Saya kira jika dia tahu, tidak mungkin dia memberitahukan saya," kata Valerie.
Tidak Pernah Kenal Ayahnya
Sejak dulu, Valerie memang tidak pernah tahu siapa ayahnya. Ibunya mengandungnya ketika berusia 15 tahun, hamil sebelum menikah. Ketika berumur tiga bulan, ibunya menyerahkannya pada nenek dan kakeknya, yang selama ini dia yakini sebagai orangtuanya.
Barulah pada usia 8 atau 9 tahun, dia mengetahui bahwa wanita yang selama ini mengunjunginya bukanlah saudara keluarganya, melainkan ibu kandungnya. Ibunya, Christine, bekerja sebagai prostitusi dan pernah terlibat dalam kasus korupsi James Barbuto, hakim mata keranjang yang sering mengintimidasi penyidik pada 1980.
Ibunya meninggal pada 1984 dan nenek-kakeknya juga sudah meninggal lama. Perkara siapa ayahnya terkubur bersama mereka bertiga.
Setelah rahasia bahwa ayahnya adalah suaminya sendiri terkuak, Valerie sangat terpukul dan mengalami dua kali stroke serta menderita diabetes. Usai berkonsultasi dengan psikiater, wanita yang taat beragama ini berkesimpulan bahwa Tuhan telah menentukan takdirnya.
"Kesakitan dan stres bisa membunuhmu dan saya telah menghilangkan stres saya dengan cara menceritakannya," kata Valerie.
Mengatasi beban batin tersebut, Valerie memutuskan menulis kisahnya di sebuah jurnal. Melalui ceritanya, Valerie mencoba untuk membantu orang-orang yang memiliki kisah yang sama dengannya.
Beberapa hari setelah ceritanya dimuat, beberapa orang menghubunginya. Mereka mengaku telah menikah dengan saudara lelaki atau perempuan kandung. Dari cerita Valerie, mereka merasa terbantu untuk mengatasinya.
"Mereka akhirnya bercerai dan memutuskan menjadi teman," kata Valerie.