Satwa tak bertulang belakang yang disebut cacing penis (prialupids)
mampu menggoyang pohon klasifikasi hewan, memberi pencerahan pada proses
evolusi pencernaan.
Sejak tahun 1908, hewan digolongkan menjadi dua, berdasarkan
perkembangan sistem organ pencernaannya. Dua golongan itu adalah
protostome dan deuterostome.
Hewan yang masuk golongan protostome mulutnya berkembang lebih dahulu.
Sebagian besar hewan tak bertulang belakang masuk golongan ini.
Sementara hewan deuterostome anusnya berkembang lebih dahulu. Vertebrata termasuk manusia masuk dalam golongan ini.
Menggunakan teknik molekuler, tim peneliti yang dipimpin oleh Andreas
Hejnol dari University of Bergen di Norwegia menginvestigasi cacing
penis jenis Priapus caudatus.
P caudatus adalah cacing yang ukurannya bisa mencapai 20 cm. Cacing ini tak berbeda jauh dengan moyangnya 500 juta tahun lalu.
Dalam riset, peneliti menggunakan embrio cacing yang berusia 3 hari.
Diketahui, saat itulah sistem organ pencernaan mulai berkembang.
Peneliti menemukan bahwa sementara mulut lebih dahulu berkembang pada
kebanyakan cacing penis, P caudatus justru mengalami perkembangan anus
lebih dahulu.
"Ini hewan yang tampak seperti protostome yang sempurna, tetapi
berkembang seperti deuterostome," kata Mark Martindale dari University
of Hawaii yang juga terlibat riset.
Hasil riset tersebut membuat ilmuwan berpikir kembali dan sepertinya harus mengubah sistem klasifikasi.
"Kita telah menggunakan nama protostome selama 100 tahun dan sekarang jelas bahwa itu tak berarti apa-apa," ungkap Martindale.
Dalam publikasi di jurnal Current Biology, peneliti juga menguraikan
bahwa gen yang mengendalikan perkembangan sistem organ pencernaan pada
cacing penis sama dengan gen pada manusia.
"Ini tak berarti secara kekerabatan cacing penis dekat dengan manusia," kata Hejnol seperti dikutip Nature, Jumat (26/10/2012).
"Fakta bahwa hewan berbeda punya kesamaan dalam perkembangan
pencernaannya menunjukkan bahwa asal-usul usus dan perkembangannya lebih
tua dari yang diperkirakan, lebih dari 500 tahun lalu," tambahnya.
Terlepas dari kemampuannya menggoyang pohon klasifikasi, cacing penis
menggarisbawahi pentingnya mempelajari keanekaragaman hayati di lautan.
"Prialupids masih menyimpan banyak rahasia untuk diungkap, yang akan
memengaruhi pemahaman kita tentang asal usul organ yang lain seperti
otak, darah dan kaki," papar Hejnol.
Inilah Satwa tak bertulang belakang "cacing penis"
Posted by
blogger asik
at
01.27
Next
« Prev Post
« Prev Post
Previous
Next Post »
Next Post »