Mengenakan pakaian merah muda, biru dan kuning, lebih dari 250 atlet lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT) ambil bagian dalam festival olahraga di ibu kota Nepal, Kathmandu, akhir pekan lalu.
Sekitar 1.500 penonton, sembari melambaikan bendera berwarna pelangi, berbaris di Stadion Dasharath untuk upacara pembukaan fsetival yang berlangsung 3 hari tersebut. Para atlet didampingi penari bertopeng dan Panche baja--musikus yang memainkan instrumen tradisional Nepal.
"Setelah mengikuti turnamen ini, kepercayaan diri saya meningkat," kata Bakti Shah, 29 tahun, yang ikut ambil bagian pada nomor sepak bola dan atletik.
Tampak hadir juara loncat indah Olimpiade asal Amerika Greg Louganis. Mengenakan topi khas Nepal dan syal berwarna krim, ia membuka pertandingan sepak bola.
"Awalnya saya agak khawatir apakah kita akan mampu menggelar acara ini," kata aktivis Sunil Babu Pant, pendiri Society Blue Diamond. "Kami membuktikan kami bisa melakukannya."
Homoseksualitas masih menjadi hal yang tabu di Nepal. Mereka yang dianggap memiliki "seks yang tidak wajar" menghadapi ancaman hukuman 1 tahun penjara. Bahkan, sekitar 6 tahun yang lalu, pelaku homoseksual yang tertangkap dipukuli di jalan-jalan Kathmandu.
Perubahan terjadi pada 2007, ketika Mahkamah Agung Nepal memerintahkan pemerintah untuk mencabut undang-undang yang mendiskriminasikan kaum gay. Sejak saat itu, kontes kecantikan gay kerap dilangsungkan. Parade kaum gay juga diselenggarakan di beberapa kota besar, termasuk Kathmandu.
http://forum.viva.co.id/internasional/555974-festival-olahraga-gay-digelar-di-nepal.html