Situs jejaring sosial menjadi pilihan termudah bagi para pebisnis pemula
untuk mempromosikan produknya. Juga untuk bertransaksi secara manual
melalui media sosial. Contohnya Facebook, situs pertemanan ini banyak
dimanfaatkan untuk berbisnis online.
Tak sedikit orang yang mendapatkan manfaat besar terutama untuk branding
produknya (barang/jasa) melalui Facebook. Namun ketika bisnis semakin
berkembang, cara berbisnis online paling sederhana ini pun mulai menemui
banyak kendala.
Ketika Facebook tak lagi memenuhi kebutuhan usaha online, para pebisnis
pun beralih kepada situs belanja online dengan platform e-commerce, baik
dalam format mal online atau department store online.
Jessy Agita, pebisnis online dan salah satu pendiri situs e-commerce
Berbatik.com mengaku pengusaha mengalami sejumlah kendala kala berbisnis
melalui Facebook.
Jessy sendiri berpengalaman dua tahun berbisnis melalui Facebook. Mulai
2012 ia pun beralih pada situs e-commerce yang lebih memudahkan juga
menguntungkan baginya. Alih-alih memilih ragam situs e-commerce yang
saat ini banyak muncul, Jessy memutuskan mendirikan sendiri situs
belanja online bersama rekannya, Heri Fikrio, dan Hendy Irawan.
"Bisnis di Facebook serba manual. Follow up ke pelanggan juga melalui
pesan personal dan harus rutin mengecek inbox. Banyak kesalahan yang
terjadi karena semua dikelola sendiri, human errornya tinggi karena
tidak ada sistem untuk menjalankannya," jelasnya kepada Kompas Female di
sela temu media bersama Berbatik.com di De Luca, Plaza Senayan Jakarta,
Selasa (23/10/2012).
Jessy mengungkapkan beberapa kesalahan yang memungkinkan dan memang
kerap terjadi saat berbisnis online melalui Facebook di antaranya:
* Pencatatan pemesanan yang keliru karena semua serba manual.
* Pesanan tertukar, ini merupakan dampak dari kesalahan pada pemesanan.
* Komunikasi ke pelanggan kurang lancar. Lagi-lagi ini terjadi karena
pebisnis mengurus semua hal sendiri, mulai promosi produk, melayani
pelanggan, menerima permintaan, mengurus pengiriman termasuk pembayaran.
* Transaksi kerap tertunda karena bergantung pada interaksi pembeli dan
penjual. Kalau pembeli tidak tanggap merespons pertanyaan pembeli, niat
untuk belanja bisa tertunda atau bahkan batal.
Sistem yang terbangun dengan baik, karena didukung teknologi yang
canggih membuat belanja online menggunakan e-commerce semakin dicari
pebisnis. Yanti Moeljono, salah satu vendor sekaligus desainer dan
pendiri label Batik Tanpa Nama juga mengaku lebih nyaman menjalankan
bisnis online lewat situs e-commerce dibandingkan melalui Facebook.
Yanti bersama kedua rekannya, Maya maryam dan Fanny Patikawa,
berpengalaman satu tahun berbisnis produk batik cap dan tulis melalui
Facebook. Untuk mengedukasi sekaligus mempromosikan produk batik, serta
memudahkan transaksi jual-beli, tiga rekanan bisnis ini pun memilih
bergabung di situs belanja online Berbatik.com.
"Selain Facebook biasanya kami ikut pameran seperti Inacraft. Dengan
adanya situs e-commerce khusus produk batik, kami terbantu terutama
untuk mengurus pembayaran dan pengiriman," tuturnya.
Menurut Yanti, dengan menyerahkan transaksi termasuk pelayanan pelanggan
pada situs belanja online yang terkelola dengan baik, pebisnis bisa
fokus meningkatkan kualitas produknya.
"Bisnis online bergantung pada trust. Sekali saja pembeli tidak puas
dengan kualitas produknya mereka bisa pergi. Karenanya kualitas penting,
dan dengan manajemen yang baik dalam penjualan, kami bisa bisa fokus
pada produksi," tambah Yanti menyebutkan produk batik kreasinya berhasil
menggaet pelanggan di Australia hingga Spanyol.
Ketiga pebisnis ini yakin, dengan bergabung dalam situs e-commerce di
Indonesia khusus batik, bisnisnya bisa lebih mendunia. Dengan begitu,
misi untuk mengedukasi masyarakat dalam dan luar negeri mengenai batik
berkualitas (cap dan tulis), dengan keragaman warna dan gaya busana yang
lebih modern berjiwa muda, bisa lebih tersebarluaskan.
"Batik bukan hanya sogan dengan warna yang cenderung gelap. Batik juga
bisa diolah menjadi busana dengan warna cerah yang tidak berkesan tua.
Modelnya pun beragam. Perpaduan warna dan motif yang tepat membuat batik
pun lebih menarik," tambah Fanny.
Batik Tanpa Nama konsisten mengangkat batik yang sebenarnya, yakni cap
dan tulis, bukan tekstil printing motif batik. Tiga perempuan di balik
Batik Tanpa Nama ini berkomitmen mengembangkan batik Pekalongan, Garut,
Cirebon, juga jumputan dan ikat, menjadi busana siap pakai yang lebih
modern.
http://forum.tribunnews.com/showthread.php?1676931-Kelemahan-Bisnis-quot-Online-quot-Lewat-Facebook
Kelemahan Bisnis "Online" Lewat Facebook
Posted by
blogger asik
at
00.20
Next
« Prev Post
« Prev Post
Previous
Next Post »
Next Post »