Seperti halnya narkoba, film biru alias film porno bisa memicu
ketagihan. Awalnya mungkin tampak menjijikkan, tapi selanjutnya bisa
bikin orang makin penasaran. Lama-lama, otak jadi error dan tidak bisa
lepas dari tontonan tersebut.
Pada awalnya, tidak semua orang terpapar film porno secara sengaja.
Beberapa orang 'terpaksa' menonton film semacam itu karena kepepet
situasi dan tidak bisa menghindar, misalnya karena tiba-tiba ada teman
yang memamerkan koleksi film dewasanya.
"Mual rasanya, habis itu tidak doyan makan," ungkap seorang perempuan
lajang, sebut saja Ningsih yang mengaku pertama kali nonton film porno
secara tidak sengaja dari ponsel teman kosnya semasa kuliah beberapa
tahun silam, seperti ditulis detikHealth, Rabu (17/10/2012).
Jangankan yang tidak sengaja, orang-orang yang memang dari awal merasa
penasaran pun sering jijik saat pertama kali menonton film porno.
Pasalnya selain mengacaukan pemahaman seseorang tentang nilai-nilai
sakral dalam berhubungan seks, film ini kadang menampilkan adegan yang
berlebihan.
Pakar psikologi perkembangan dari Universitas Maranatha Bandung, Efnie
Indriani mengatakan perasaan negatif yang muncul saat partama kali
nonton film porno berasal dari bagian otak yang disebut brain stem atau
batang otak. Bagian ini menyimpan memori tentang nilai-nilai norma dan
agama.
Saat bagian tersebut aktif, maka perasaan negatif bisa muncul dalam
bentuk perasaan bersalah. Bisa juga dalam bentuk lain seperti rasa
jijik, yang intinya mendorong seseorang berniat untuk tidak lagi
menonton film porno setidaknya pada kesempatan pertama tersebut.
Pada saat yang sama, film porno juga memicu sebuah mekanisme biologis
yang tidak disadari yakni pelepasan hormon endorphin dan dopamin. Tanpa
disadari, kedua hormon ini memicu rasa senang yang akan tersimpan di
salah satu lobus memori dan sewaktu-waktu memori ini bisa muncul lagi.
"Memang siklus manusia itu kadang seperti pelana kuda, naik turun.
Ketika brain stem-nya lagi aktif, maka ia akan stop tidak nonton lagi.
Tapi ketika muncul memori tentang sensasi nikmatnya keluar hormon itu
tadi, orang itu bisa melakukannya lagi dan lagi," terang Efnie.
Pada beberapa orang, rasa jijik maupun perasaan bersalah bisa campur
aduk dengan rasa penasaran karena muncul bersamaan. Pada saat yang sama
orang-orang bisa spontan menutup matanya dengan telapak tangan, namun
diam-diam mengintip dari sela-sela jari yang dibiarkan tidak terlalu
rapat.
Diakui oleh Efnie, tahapan hingga seseorang bisa kecanduan film porno
tidak selalu sama karena masing-masing berangkat dari titik awal yang
berbeda. Kebanyakan titik awalnya adalah eksplorasi, yakni sengaja
menonton film tersebut untuk memuaskan rasa penasaran.
Namun ada juga yang berangkat dari faktor kebetulan, seperti yang
dialami Ningsih. Meski untuk saat ini belum tertarik untuk nonton film
porno lagi, ia mengakui bahwa rasa jijiknya terhadap adegan-adegan yang
dilihatnya dari film porno kelak mungkin bisa saja berubah setelah
dirinya menikah.
Selain titik awal, Efnie menyebut ada beberapa faktor lain yang
mempengaruhi tahapan orang sejak pertama kali nonton film porno hingga
sampai ketagihan. Faktor-faktor tersebut antara lain sebagai berikut:
1. Frekuensi nonton
Munculnya memori kenikmatan yang memicu ketagihan nonton film porno
umumnya tidak terjadi secara instant. Biasanya orang baru ketagihan
kalau secara rutin dan intens nonton film porno minimal selama 1 bulan,
atau bervariasi tergantung daya tahan dan kepekaan otak seseorang.
2. Kesibukan sehari-hari
Makin tinggi kesibukan seseorang, makin rendah risiko adiksi atau
ketagihan. Pasalnya orang tersebut tidak punya cukup waktu untuk
mengulangi aktivitas nonton film porno, sehingga pelepasan hormon
dopamin dan endorphin juga lebih sedikit.
3. Stres
Tingginya tekanan hidup di zaman moderen kadang membuat orang berusaha
mengalihkan stres dengan menonton film porno. Kalau terus-terusan, maka
orang tersebut akan terbiasa coping (mengatasi) stres dengan nonton
video porno sehingga makin mudah membentuk memori rasa senang yang
memicu ketagihan.
4. Makanan
Kebanyakan orang mungkin tidak menduga bahwa makanan tinggi protein juga
bisa meningkatkan risiko ketagihan film porno. Menurut Efnie,
pembentukan neurotransmitter di otak dan berbagai aktivitas biologis
yang terkait dengan pelepasan hormon membutuhkan protein. Makin banyak
hormon yang dilepas serta neurotransmitter yang terbentuk, makin rentan
seseorang mengalami ketagihan.
http://forum.detik.com/awalnya-jijik-penasaran-lalu-otak-ketagihan-si-film-biru-t544296.html?df9911tpil
Film Biru: Awalnya Menjijikan, Lalu Penasaran, Lama-lama Otak Ketagihan
Posted by
blogger asik
at
09.13
Next
« Prev Post
« Prev Post
Previous
Next Post »
Next Post »